Pengagum senja

  Senja,, Mentari sore yang indah Jingga kemerahan mesra di balik bukit halmahera Negeri lame,, Tanah putih tempat bidadari menari Memanikan Antena sayap memanggil sang jantan   Senja,, Tiga puluh tahun lalu, Ribuan pohon cengke tumbuh subur. Senja jatuh mesra dibalik rimbunnya dedaunan Dua puluh tahun pula, Sijago merah melahap segala isi alam Senja berganti senja, Sijago tak pernah kenyang hingga cengke dimakan habis Satu persatu suami istri meninggalkan negeri itu. Impian tangan meraih buahpun telah tiada Semua telah mati..   Sekarang di Negeri itu Ribuan pohon cengkeh terlihat tumbuh Ribuan pohon pala mulai nampak Di jingga yang indah Para petani pala mulai berkemas,, Satu gulungan tembakau shak terselip di jari sebagai teman jalan. Melangkah tertati menuju rumah Memikul beban setengah potong biji pala Di tepi hutan jalan pulang, Batu besar tempat peristrahatan Tercium sudah aroma kopi rempah Hingga wangi ful...